Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda beda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman masyarakat kita merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Hal ini juga menjadi daya tarik bangsa lain untuk datang ke Indonesia. Namun, di balik semua itu, keberagaman masyarakat memiliki potensi timbulnya berbagai masalah dalam masyarakat, sebab salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan.
A. Pengertian Konflik
Konflik secara estimologi berasal dari
kata kerja Latin yaitu "con" yang artinya bersama dan
"fligere" yang artinya benturan atau bertabrakan.
Secara umum, konflik merupakan suatu
peristiwa atau fenomena sosial di mana terjadi pertentangan atau pertikaian
baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, maupun kelompok dengan pemerintah.
Menurut Reksohadiprojo, (1986) bahwa :
Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan antara dua atau lebih pihak.
Pandangan tradisional (The Traditional
View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang
negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disetarakan dengan istilah
kekerasan (violence), kerusakan (destruction), dan tidak rasional
(irrationality).
Pandangan hubungan manusia (The Human
Relation View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu
peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik
dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok
atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota.
Pandangan interaksionis (The
Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau
organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang
kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak
aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik
perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap
anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.
B. Jenis Jenis Konflik
Bentuk Konflik pada Masyarakat Indonesia
Berdasarkan jenisnya, berikut ini adalah bentuk konflik karena keberagaman yang
ada di Indonesia, seperti :
1. Konflik antarsuku, yaitu pertentangan
antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku sering kali menyebabkan
perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, dan norma sosial dalam
masyarakatnya. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan
masalah, bahkan konflik dalam masyarakatnya.
2. Konflik antaragama, yaitu pertentangan
antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini dapat
terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok
dalam agama tertentu.
3. Konflik antarras, yaitu pertentangan
antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan
sikap rasialis, yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
4. Konflik antargolongan, yaitu
pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau
kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik,
asal daerah, dan sebagainya.
5. Konflik Ideologi, yaitu konflik ini
terjadi karena adanya perbedaan ideologi dalam masyarakat.
6. Konflik Politik, yaitu konflik politik
adalah konflik yang terjadi karena pertentangan karena adanya perbedaan
kepentingan dalam memperoleh kekuasaan dan merumuskan kebijakan pemerintah.
C. Latar Belakang Konflik
Penyebab Konflik dalam Masyarakat Konflik
dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi secara tiba-tiba.
Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala dalam
masyarakat. Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat,
antara lain sebagai berikut.
1.
Tidak adanya
persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan
sesuatu, dan sebagainya.
2.
Norma-norma sosial
tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
3.
Adanya pertentangan
norma norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
4.
Sanksi terhadap
pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
5.
Tindakan anggota
masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
6.
Terjadi proses
disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan
kontorversial, dan pertentangan (konflik).
D. Dampak Positif Negatif Konflik
Akibat yang Ditimbulkan oleh Terjadinya
Konflik Konflik yang terjadi dalam masyarakat merupakan gejala sosial, apalagi
masyarakat yang beragam. Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan
negatif, baik secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif
konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Hubungan
antaranggota kelompok atau masyarakat semakin kuat. Namun konflik juga memiliki
akibat yang negatif, misalnya sebagai berikut :
1. Perpecahan dalam masyarakat Perpecahan
merupakan akibat nyata dari konflik yang terjadi dalam masyarakat.
Kerukunan masyarakat akan terganggu
akibat konflik yang terjadi. Anggota yang sebelumnya saling bertetangga berubah
menjadi tidak saling bertegur sapa, saling membenci, saling berprasangka, dan
sebagainya.
2. Kerugian harta benda dan korban
manusia.
Kehancuran harta benda sering terjadi
akibat konflik dalam masyarakat. Kerusakan fasilitas umum, rumah pribadi, serta
taman yang rusak merupakan contoh nyata akibat dari konflik. Konflik juga dapat
mengakibatkan korban jiwa dalam masyarakat.
3. Kehancuran nilai-nilai dan norma
sosial yang ada.
Nilai-nilai dan norma sosial dapat hancur
akibat konflik dalam masyarakat, seperti nilai kasih sayang, kekeluargaan,
saling menolong, dan persaudaraan. Nilai-nilai ini dapat digantikan oleh rasa
dendam, curiga, tidak percaya kelompok lain, dan sebagainya. Aturan-aturan
sosial juga dapat berubah, seperti larangan bertemu dengan kelompok lain,
larangan melakukan kerja sama dengan kelompok lain, dan sebagainya.
4. Perubahan kepribadian.
Kepribadian seseorang dapat berubah
akibat konflik, misalnya anak-anak korban konflik akan menjadi pemurung, takut
melihat orang lain, atau dendam. Orang yang terlibat konflik dapat menjadi
beringas, pemarah, dan agresif.
E. Upaya Mencegah dan Mengatasi Konflik
1. Secara preventif, mencegah terjadinya
masalah atau sebelum masalah terjadi. Seperti mengembangkan sikap toleransi,
kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya.
2. Secara represif, adalah upaya untuk
mengatasi masalah saat sedang terjadi atau setelah terjadi seperti penangkapan,
pembubaran paksa, dan sebagainya.
3. Secara kuratif, yaitu upaya tindak
lanjut atau penanggulangan akibat masalah terjadi. Cara ini bertujuan untuk
mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya dengan melakukan
pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.
Contoh Konflik
Contoh konflik yang seringkali kita temukan di
dalam kehidupan sehari-hari adalah konflik tentang anak-anak yang putus sekolah
karena harus membantu orang tuanya bekerja.Kondisi tersebut harus menjadi salah
satu perhatian pihak pemerintah karena anak-anak yang berusia wajib belajar
perlu menyelesaikan pendidikannya hingga tamat. Berdasarkan survei anak usia 10
sampai 17 tahun yang sudah bekerja, seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat
Statistik di tahun 2006.
MENJAGA KEBERAGAMAN
Indonesia salah satu negara dengan
keberagaman yang begitu banyak. Keberagaman Indonesia tidak akan berjalan
dengan baik jika masyarakatnya terlalu diam. Justru, masyarakat Indonesia
memiliki sifat yang memang sangat mencintai keberagaman ini. Keberagaman
bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang
lebih baik.
Berikut ini 4 tips untuk menjaga keberagaman di Indonesia agar
semakin menjadikan Indonesia sebagai negara maju di masa depan.
1. Saling Menghargai
2. Membantu Satu Sama Lain
3. Tidak Saling Menjatuhkan
4. Saling Menjalin Kebersamaan
Baik dalam kondisi susah maupun senang,
maka bisa untuk tetap menjalin kebersamaan. Jangan biarkan, saudara yang disana
sedang susah maka tidak diberikan bantuan yang sesuai. Harus diberikan
penanganan yang memang tepat. Padahal, saat ini sudah begitu banyak akses yang
bisa dilakukan untuk tetap menjalin kebersamaan.
Tidak hanya pada kondisi senang saja,
tetapi saat kondisi susah juga. Tetaplah menjadi bagian dari masyarakat yang
memang siap membantu sesama. Jalin kebersamaan sesama masyarakat Indonesia.
Jangan sampai, keberagaman ini hilang karena tidak ada jalinan kebersamaan satu
sama lainnya. Mulailah dari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar